Sabtu, 18 Oktober 2014

Perbanyakan Jamur Tricoderma di Diklat Training Penyuluh BP3K Gringsing

BP3K Kec. Gringsing (16/10/2014)

       Pada diklat training bulanan Penyuluh Pertanian BP2KP Kab. Batang (Wilayah Batang II) yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Oktober 2014 diikuti oleh Tim dari KJF BP2KP Kab. Batang dan semua penyuluh dari BP3K Kec. Limpung, Subah, Banyuputih  dan Gringsing mengambil materi
"Perbanyakan jamur Trichoderma" yang disampaikan oleh Mantri Tani Kec. Kandeman Dispertannak Kab. Batang. Selain itu, hadir pula perwakilan dari petani Poktan Horty Makmur Desa Sidorejo yang sudah menerapkan agensia hayati dan mikroorganisme lokal (MOL) pada komoditas tomat, cabai dan melonnya.
Salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal luas sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida adalah jamur Trichoderma, sp, mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan. Trichoderma, sp disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma, sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil.
Penggunaan pupuk biologis dan agen hayati Trichoderma, sp sangat efektif mencegah penyakit busuk pangkal batang, busuk akar yang menyebabkan tanaman layu, dan penyakit jamur akar putih pada tanaman. Penggunaan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp memang tidak memperlihatkan dampak manfaatnya secara langsung seperti pupuk ataupun fungisida kimia. Dengan penggunaan rutin secara berkala pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp akan memberikan mafaat yang lebih baik daripada pupuk dan fungisida kimia.
Pada tahap starter, bahan yang butuhkan adalah beras, sekam padi, dan biang Trichoderma, sp. Proses pembiakan starter diawali dengan mengukus campuran 30 kg beras dan 1,5 kg sekam padi selama satu setengah jam, diperkirakan beras telah lengket tapi tidak terlalu masak. Campuran beras dan sekam padi yang telah dikukus dimasukan dalam kantong plastik ukuran 1 kg sebanyak setengah dari kantong plastik kemudian dikukus kembali selama satu jam. Angkat dan dinginkan dalam ruangan yang bersih (steril) selama 12 jam. Masukan biang Trichoderma, sp ¼ petri ke dalam kantong plastik berisi campuran beras dan sekam kemudian dikocok sampai tercampur rata. Setelah kantong plastik diikat rapat, susun dan simpan pada ruangan bersih dan terhindar dari sinar matahari. Trichoderma, sp akan terlihat tumbuh setelah satu sampai dua minggu. Trichoderma, sp yang telah tumbuh pada media beras dan sekam disebut dengan starter beras yang selanjutnya dapat dibiakkan pada media tanah.
Penggunaan agen hayati Trichoderma, sp di harapkan dapat melepaskan ketergantungan kita pada bahan kimia. Hal penting yang harus kita ketahui, saat ini tanah kita sedang sakit akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu miliaran mikroorganisme mati akibat penggunaan pertisida (racun) yang berlebihan. Kondisi demikian tentunya harus kita sikapi secara bijak, biasakan menggunakan pupuk organik dan biofungisida agar alam kita tetap lestari. (seira-admin) sumber : Ir. Suryanti Ngesti Rahayu Ridho Yahya (Cybex-deptan)